Saturday, April 29, 2017

Mari Mencuci Motor




                Hari Jumat merupakan hari libur Fikri dari sekolah PAUD. Biasanya saya juga libur karena tidak mempunyai jam mengajar. Tapi hari ini tanggal 28 April 2017 bertepatan dengan UAS kelas IV mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris yang merupakan mapel yang saya ampu, jadi hari ini saya pun masuk sekolah.
                Seperti biasa bila ditinggal bundanya berjuang (bahasa keren saya untuk istilah bekerja), Fikri akan bermain bersama mbah kung atau mbah utinya. Dia bisa ikut mbah kungnya mencangkul di kebun belakang, atau menemani mbah uti menyapu di halaman depan plus bakar-bakar sampah, lihat video, atau menyusun balok.  Setelah pagi sampai siang bermain, dia akan minta ditemeni bubuk siang sampai jam 1 an siang.
                Setelah bangun tidur, dia menemani bundanya ngelesi sekaligus bermain dengan mbak-mbak dan mas-mas. Setelah kelas terakhir selesai, dia biasanya menemani bunda bersih-bersih sambil bersepeda.
                Karena sore itu, kelas selesai masih jam 16.30 sore kurang maka saya ajak dia bakar-bakar sampah setelah proses menyapu dan beres-beres bangku selesai. Betapa girangnya Fikri ketika diajak melakukan kegiatan nyata seperti membakar sampah tersebut. Tanpa rasa takut terhadap api dia mencari kayu untuk mengorek-orek daun-daun kering agar terbakar api.
                Selesai membakar sampah, karena waktu masih jam 5 kurang, saya ajak dia mencuci motor yang sudah kotor banget tersebut. Senangnya bukan main dia bisa berbasah-basahan sambil mencuci motor. Dia pun berusaha melakukan apa yang seharusnya dilakukan ketika mencuci motor. Mulai menuang sabun ke ember, membasahi motor dengan air menggunakan selang, sampai menyabuni dan membilas. Maklum dia sudah sering diajak ayahnya mencuci motor, jadi hal-hal yang dilakukan ketika mencuci motor sudah tidak asing lagi baginya.
                Alhamdulillah beberapa pembelajaran dengan kegiatan nyata sudah dipelajari Fikri hari itu. Ketika melihat antusiasmenya dalam melakukan kegiatan-kegiatan nyata, mengindikasikan gaya belajarnya yang kinestetik, begitu juga dengan keaktifannya bergerak kesana kesini. Tapi sejauh ini saya belum yakin juga, masih ingin terus mengamati gaya belajarnya sampai minimal 10 hari.

#TantanganHari5
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Mari Menyiram Bunga




                Hari Kamis merupakan hari libur saya karena tidak mempunyai jam mengajar di sekolah. Adalah kesempatan yang menyenangkan untuk menemani Fikri dari pagi hingga siang. Mulai dari mandi, maem, bermain dll. Alhamdulillah akhir-akhir ini dia sering manut bila dimintai tolong bundanya untuk melakukan suatu kegiatan. Bisa kooperatif dan menyenangkan. Namun satu saat ketika dia ngambek dan menangis, bisa hampir satu jam. Padahal sudah dirayu dengan berbagai cara, masih tetap menangis.
                Seperti kejadian pagi ini, seharusnya menjadi moment bermain yang menyenangkan. Tapi karena ada suatu hal yang tidak sesuai baginya, akhirnya moment bermain kelewatan dan dia pun tertidur karena kecapekan.
                Sore harinya setelah bangun tidur dan maem, dia pun seperti biasa ngikut bundanya ngelesi mas-mas dan mbak-mbak. Daripada dia mengganggu mbak-mbak, maka sore itu dia saya suruh menyiram bunga seperti yang dilakukan hari sebelumnya. Bedanya saat ini tidak hujan, jadi untuk menyiram bunga harus menggotong air menggunakan alat penyiram bunga. Alhamdulillah dia pun senang melakukannya. Walaupun belum sesempurna orang dewasa, tapi kemauannya untuk menyiram bunga sudah sangat berarti bagi saya. Bila melihat hal ini kecenderungannya untuk melakukan kegiatan-kegiatan nyata, mengindikasikan gaya belajarnya yang kinestetik. Tapi belum tahu dan belum yakin. Masih perlu pengamatan lebih lanjut. 

#TantanganHari4
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Mari Bersekolah



                Hari Rabu merupakan bagian saya untuk mengantar Fikri ke sekolah, setelah hari Senin dan Selasa ayahnya yang mengantarnya ke sekolah. Walaupun kami tidak menargetkannya untuk bisa, namun banyak sekali perubahan yang dirasakan dari hasil “sekolah” hampir 2 semester ini.
                Sebelumnya bila bermain dengan teman-teman, dia suka memukul atau merebut mainan atau menyakiti teman bermainnya. Alhamdulillah sekarang berangsur-angsur sembuh dari sifat jahilnya atau berkurang walaupun belum hilang sama sekali. Hanya sifat berbagi yang masih belum bisa dengan mudah dia lakukan. Dia masih sering pelit untuk berbagi mainan dengan teman-temannya. Semoga berangsur-angsur dia akan mengerti dan mau berbagi.
                Dalam hal belajar di sekolah, dia senang bisa bermain dengan teman-teman kakak kelas yang sudah masuk TK. Walaupun dalam hal pelajaran, kami serahkan sepenuhnya ke gurunya. Kami tidak pernah mendampingi dia di dalam kelas kecuali waktu awal masuk dulu. Biar dia belajar apa adanya. Dan yang terpenting bagi kami adalah dia bisa bersosialisasi dengan teman-temannya, masalah yang lain bisa dipelajari kemudian.
                Bila mengamati gaya belajarnya di sekolah, dia sering keluar kelas hanya untuk sekedar minum atau melihat ayah atau bundanya. Dia suka menulis. Bahkan di rumah ketika bangun tidur, kadang dia langsung bawa tas mengeluarkan buku dan menulis. Bila seperti ini rasanya dia cenderung visual karena suka menulis. Tapi saya masih belum yakin karena dari hari ke hari sering berubah-rubah gaya belajarnya. Masih perlu mengamati lebih lanjut untuk memastikan gaya belajarnya.

#TantanganHari3
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Tuesday, April 25, 2017

Waktunya Halaman Berapa?



                Kata-kata itu selalu diucapkan sebelum atau sesudah dia mengaji iqra’. Fikri memang sudah 6 bulan ini kami kenalkan untuk mengaji iqra’. Karena keterbatasan waktu saya untuk mengantar mengaji ke musholla dekat rumah, akhirnya saya ajari sendiri. Selain sekolah PAUD yang sudah dia ikuti selama 3 hari dalam seminggu yang hampir berjalan 2 semester ini.
                Pertama kali belajar iqra’ 1 dia mudah menyerap dan hafal dengan system asosiasi atau cantol. Jadi huruf alif itu seperti tongkat, ba’ seperti perahu, ta’ seperti tokoh Alvin dalam video Diva yang didonlod in ayahnya, dan sebagainya. Walaupun target kami bukan mengharuskan Fikri segera bisa, tapi sekedar mengenalkan, sukur-sukur kalau dia bisa. Jadi belajar tergantung moodnya dia. Bisa dalam 1 hari belajar 2 halaman, atau 1 halaman baru bisa selesai dalam 2 minggu hehe. Biasanya setelah selesai mengaji huruf tertentu, maka huruf yang telah dia pelajari kami temple di dinding kamar dekat kasur. Jadi ketika pas santai bisa kami manfaatkan untuk tebak-tebakan huruf yang ditempel tersebut.
                Alhamdulillah sebulan yang lalu dia khatam iqra’ 1. Walaupun itu butuh waktu berbulan-bulan. Dan sebagai stimulus kami hadiahi dia tas bergambar karakter mobil agar lebih semangat lagi. Sekarang dia baru belajar 3-4 halaman dari iqra’ 2.
                Tentang gaya belajar yang saya amati kemarin tanggal 24 April 2017, waktu belajar iqra’ setelah magrib, dia suka berbicara dengan gesture atau gerakan tangan. Dia suka berbicara keras bahkan cenderung cerewet. Dia suka berbicara sendiri ketika main mobil-mobilan. Karena seringnya dia belajar iqra’ disambi main mobil, blok atau yang lainnya hehe. Dalam hal menghafal huruf hijaiyah, dia lebih mudah mengingat dengan suara daripada melihat buku. Entah waktu itu dia sedang lapar atau capek, dia merengek ngajinya sudah bunda. Walhasil, baru dapat 2 baris akhirnya saya setop untuk dilanjutkan besoknya. Kalau menilai dari sini Fikri cenderung ke gaya belajar auditori.
                Namun dalam keseharian dia suka banget bergerak kesana kesini, hampir tidak bisa diam. Suka mengalami kejadian langsung, misalnya mbah utinya bakar sampah dia sukaa banget ikut. Atau omnya yang peternak lele ngasih lagi ngasih makan lele, maka dia akan serta merta ikut melihat proses tersebut. Kadang ketika datang sifat manjanya, ketika saya lagi kerja dan capek, suka lost control dan bersuara tinggi, maka dia akan bilang “Aku sedih bunda marah-marah”. Sering kali dia suka mengungkapkan emosinya. Kalau seperti ini sepertinya Fikri mempunyai gaya belajar kinestetik. Tapi belum tahu apakah memang gabungan auditori dan kinestetik seperti kemarin atau tidak. Semoga hari-hari berikutnya saya bisa mengamati lebih mendalam lagi.
               

#TantanganHari2
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Mengenali Gaya Belajar Anak

                Alhamdulillah setelah absen di game level 3 karena faktor kesibukan, belum punya fasilitas yang memadai dll dsb, maka dengan niat yang kuat, insyaalloh saya akan fight dengan segala tantangan (baca kekurangan fasilitas dan kesibukan) agar bisa menyelesaikan tantangan di game level 4 ini.
                Adapun tantangan di level ini adalah mengenali gaya belajar anak. Adapun gaya belajar bias dikategorikan 3 macam: visual, auditory dan kinestetik. Seorang bias mmempunyai 1 gaya belajar ataupun kombinasi dari beberapa
                Adalah Moch Narendra Fikri, atau biasa dipanggil Fikri, putra kami yang masih satu-satunya (semoga segera diamanahi yang kedua,amin), berusia 3 tahun 7bulan. Sudah hamper 7 bulan ini ikut kelas PAUD.  Secara umum (sebelum dilakukan pengamatan yang mendalam) adalah tipikal anak yang tidak bias diam Selalu bergerak, entah lari-lari, putarputar atausekedar pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Pun ketika di sekolah, dimana teman-temannya yang lain bias duduk tenang dan khusuk, dia bias keluar masuk kelas berkali-kali. Entah sekedar minta minum atau hanya melihat ayah/bunda atau alasan sepele yang lain. Namun masih terlalu dini untuk menyimpulkan gaya belajarnya apa.
                Pengamatan pertama saya mulai sore itu, tanggal 20 April 2017, sebelum magrib. Setelah pagi sampai siang dia main sendiri biasanya menyusun block atau bermain mobil-mobilan, dan siang ikut-ikutan les dengan menenteng tas dan duduk bersama mbak-mbak dan mas-mas lain yang diajar bunda, maka setelah saya selesai beres-beres dan mandi, saya sempatkan menemani dia belajar Iqra. Sampai saat ini pelajaran iqranya sudah sampai jilid 2. Tapi saya tidak memaksakan, kadang belajar 1 halaman bias sehari bahkan sampai berminggu-minggu hehe. Ketika dia belajar, durasi fokusnya hanya kira-kira 4 menit. Setelah waktu itu, di bias ngambil mainan truk, atau blok atau apapun yang bias mengalihkan proses konsentrasinya. Jadi sambil belajar iqra disambi main-main. Fikri lebih mudah belajar dengan mendengar daripada melihat. Misalnya ketika saya bilang perahu, dia langsung menyahut ba, tetapi ketika saya suruh melihat, dia masih butuh waktu mencerna.
                Lebih mudah belajar dari mendengar daripada melihat, lebih suka bergerak daripada diam, keika mengucapkan dengan suara yang keras. Gabungan dari auditori dan kinestetik? Mungkin, ini baru pengamatan hari pertama, kita lihat pengamatan selanjutnya.

               

               
               
#TantanganHari1
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP