Tuesday, April 25, 2017

Waktunya Halaman Berapa?



                Kata-kata itu selalu diucapkan sebelum atau sesudah dia mengaji iqra’. Fikri memang sudah 6 bulan ini kami kenalkan untuk mengaji iqra’. Karena keterbatasan waktu saya untuk mengantar mengaji ke musholla dekat rumah, akhirnya saya ajari sendiri. Selain sekolah PAUD yang sudah dia ikuti selama 3 hari dalam seminggu yang hampir berjalan 2 semester ini.
                Pertama kali belajar iqra’ 1 dia mudah menyerap dan hafal dengan system asosiasi atau cantol. Jadi huruf alif itu seperti tongkat, ba’ seperti perahu, ta’ seperti tokoh Alvin dalam video Diva yang didonlod in ayahnya, dan sebagainya. Walaupun target kami bukan mengharuskan Fikri segera bisa, tapi sekedar mengenalkan, sukur-sukur kalau dia bisa. Jadi belajar tergantung moodnya dia. Bisa dalam 1 hari belajar 2 halaman, atau 1 halaman baru bisa selesai dalam 2 minggu hehe. Biasanya setelah selesai mengaji huruf tertentu, maka huruf yang telah dia pelajari kami temple di dinding kamar dekat kasur. Jadi ketika pas santai bisa kami manfaatkan untuk tebak-tebakan huruf yang ditempel tersebut.
                Alhamdulillah sebulan yang lalu dia khatam iqra’ 1. Walaupun itu butuh waktu berbulan-bulan. Dan sebagai stimulus kami hadiahi dia tas bergambar karakter mobil agar lebih semangat lagi. Sekarang dia baru belajar 3-4 halaman dari iqra’ 2.
                Tentang gaya belajar yang saya amati kemarin tanggal 24 April 2017, waktu belajar iqra’ setelah magrib, dia suka berbicara dengan gesture atau gerakan tangan. Dia suka berbicara keras bahkan cenderung cerewet. Dia suka berbicara sendiri ketika main mobil-mobilan. Karena seringnya dia belajar iqra’ disambi main mobil, blok atau yang lainnya hehe. Dalam hal menghafal huruf hijaiyah, dia lebih mudah mengingat dengan suara daripada melihat buku. Entah waktu itu dia sedang lapar atau capek, dia merengek ngajinya sudah bunda. Walhasil, baru dapat 2 baris akhirnya saya setop untuk dilanjutkan besoknya. Kalau menilai dari sini Fikri cenderung ke gaya belajar auditori.
                Namun dalam keseharian dia suka banget bergerak kesana kesini, hampir tidak bisa diam. Suka mengalami kejadian langsung, misalnya mbah utinya bakar sampah dia sukaa banget ikut. Atau omnya yang peternak lele ngasih lagi ngasih makan lele, maka dia akan serta merta ikut melihat proses tersebut. Kadang ketika datang sifat manjanya, ketika saya lagi kerja dan capek, suka lost control dan bersuara tinggi, maka dia akan bilang “Aku sedih bunda marah-marah”. Sering kali dia suka mengungkapkan emosinya. Kalau seperti ini sepertinya Fikri mempunyai gaya belajar kinestetik. Tapi belum tahu apakah memang gabungan auditori dan kinestetik seperti kemarin atau tidak. Semoga hari-hari berikutnya saya bisa mengamati lebih mendalam lagi.
               

#TantanganHari2
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

No comments:

Post a Comment