Kata-kata
itu selalu diucapkan sebelum atau sesudah dia mengaji iqra’. Fikri memang sudah
6 bulan ini kami kenalkan untuk mengaji iqra’. Karena keterbatasan waktu saya
untuk mengantar mengaji ke musholla dekat rumah, akhirnya saya ajari sendiri. Selain
sekolah PAUD yang sudah dia ikuti selama 3 hari dalam seminggu yang hampir
berjalan 2 semester ini.
Pertama
kali belajar iqra’ 1 dia mudah menyerap dan hafal dengan system asosiasi atau
cantol. Jadi huruf alif itu seperti tongkat, ba’ seperti perahu, ta’ seperti
tokoh Alvin dalam video Diva yang didonlod in ayahnya, dan sebagainya. Walaupun
target kami bukan mengharuskan Fikri segera bisa, tapi sekedar mengenalkan,
sukur-sukur kalau dia bisa. Jadi belajar tergantung moodnya dia. Bisa dalam 1
hari belajar 2 halaman, atau 1 halaman baru bisa selesai dalam 2 minggu hehe.
Biasanya setelah selesai mengaji huruf tertentu, maka huruf yang telah dia
pelajari kami temple di dinding kamar dekat kasur. Jadi ketika pas santai bisa
kami manfaatkan untuk tebak-tebakan huruf yang ditempel tersebut.
Alhamdulillah
sebulan yang lalu dia khatam iqra’ 1. Walaupun itu butuh waktu berbulan-bulan. Dan
sebagai stimulus kami hadiahi dia tas bergambar karakter mobil agar lebih
semangat lagi. Sekarang dia baru belajar 3-4 halaman dari iqra’ 2.
Tentang
gaya belajar yang saya amati kemarin tanggal 24 April 2017, waktu belajar iqra’
setelah magrib, dia suka berbicara dengan gesture atau gerakan tangan. Dia suka
berbicara keras bahkan cenderung cerewet. Dia suka berbicara sendiri ketika
main mobil-mobilan. Karena seringnya dia belajar iqra’ disambi main mobil, blok
atau yang lainnya hehe. Dalam hal menghafal huruf hijaiyah, dia lebih mudah
mengingat dengan suara daripada melihat buku. Entah waktu itu dia sedang lapar
atau capek, dia merengek ngajinya sudah bunda. Walhasil, baru dapat 2 baris
akhirnya saya setop untuk dilanjutkan besoknya. Kalau menilai dari sini Fikri
cenderung ke gaya belajar auditori.
Namun
dalam keseharian dia suka banget bergerak kesana kesini, hampir tidak bisa
diam. Suka mengalami kejadian langsung, misalnya mbah utinya bakar sampah dia
sukaa banget ikut. Atau omnya yang peternak lele ngasih lagi ngasih makan lele,
maka dia akan serta merta ikut melihat proses tersebut. Kadang ketika datang
sifat manjanya, ketika saya lagi kerja dan capek, suka lost control dan
bersuara tinggi, maka dia akan bilang “Aku sedih bunda marah-marah”. Sering kali
dia suka mengungkapkan emosinya. Kalau seperti ini sepertinya Fikri mempunyai
gaya belajar kinestetik. Tapi belum tahu apakah memang gabungan auditori dan
kinestetik seperti kemarin atau tidak. Semoga hari-hari berikutnya saya bisa
mengamati lebih mendalam lagi.
#TantanganHari2
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
No comments:
Post a Comment