Sejak
Fikri bersekolah dengan berangkat dan pulang sendiri selama seminggu ini, kami
sempat khawatir tentang bagaimana dia di sekolah nanti. Berbagai kecemasan
melepas anak TK Kecil sekolah sendiri memang tantangan tersendiri. Sempat terbersit
dalam pikiran kami tentang bagaimana kalau Fikri membeli jajan nanti, bagaimana
kalau dia ingin BAK/BAB, bagaimana jika dia nakal terhadap temannya dll. Tapi di
sisi lain kami juga sangat ingin agar Fikri mempunyai kemandirian sejak dini. Jadi
bismillah kami ikhlaskan Fikri untuk menjadi berani berangkat dan pulang
sekolah sendiri, dan resiko selanjutnya yang akan terjadi akan kami hadapi. Dan
sejak awal kami bekali dengan cara menghitung uang saku secara sederhana.
Alhamdulillah
seminggu berjalan, beberapa masalah muncul, yaitu bagaimana jika Fikri over
jajan. Dalam arti uang jajannya sudah habis tapi dia masih ingin beli jajan. Akhirnya
ketika saya atau terkadang mbah utinya Fikri sedang menjemput, kami selalu
menemui penjual di TK tersebut, mbah Yah namanya, untuk menanyakan apakah jajan
Fikri hari itu dan kemarin ada yang kurang atau tidak. Dan ketika kurang kami
akan membayari kekurangan tersebut. Alhamdulillah mbah Yah sangat kooperatif
dengan semua wali murid. Hal tersebut juga berlaku bagi semua wali murid jika
ada kekurangan pada uang saku anaknya.
Setiap
hari saya memberi uang saku Fikri 6 x Rp500; receh. Jadi tiap hari dia membawa
6 recehan. Dan ketika saya atau mbah utinya ke mbah Yah kekurangan Fikri
rata-rata Rp 1500-Rp 2000;. Selama ini juga setiap ada kesempatan di rumah
Fikri selalu saya “interogasi” tentang uang jajannya sambil belajar matematika
sederhana. “Kakak, kakak tadi dikasih uang saku 6 (6 recehan 5 ratusan), kakak
beliin apa saja kak?”. Sambil bersungguh-sungguh mengingat dia menjawab, “Tadi
saya beli sosis”, Trus saya timpali, “Sosis harganya 2, berarti 6 diambil 2
masih berapa ya kak?”. Karena dia belum pandai mengurangi jadi masih belum
bisa, jadi saya bantu menghitung. “Masih 4 kak, trus yang 4 dibeliin apa kak?”.
Dia mencoba menjawab lagi, “Beli jagung
2”, “Trus yang 2 beli apa lagi kak?”, dia menjawab “Beli susu 2”. Wah pantas
uang jajannya kurang hehe. Lha susu harganya seribu perbiji.
Menanyai
tentang uang saku dibelikan apa di sekolah sering sekali saya lakukan setiap
ada kesempatan ngobrol di rumah selain menanyakan diajar apa hari itu di
sekolah oleh ibu gurunya. Selain mengikat kebersamaan dengan Fikri hal tersebut
juga saya gunakan untuk mengetahui kekurangan jajannya dan juga belajar
matematika sederhana.
#Hari3
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#IloveMath
#MathAroundUs
No comments:
Post a Comment