Sore-sore waktu lagi nyantai sebelum
atau sesudah mandi sore, biasanya Fikri suka ngglibet di kamar bersama saya. Waktu itu dia selesai mandi sore. Biasanya
selesai mandi sore, dia mengaji iqra’. Kali itu dia tidak mengaji iqra’, tapi
malah melihat-lihat gambar hewan-hewan. Ketika mbah kungnya lewat depan kamar,
maka mbah kung menanyainya tentang jumlah kaki hewan yang sedang dilihatnya.
“Hayo Fikri, jerapah kakinya ada
berapa?”, tanya mbah kungnya.
“Ada empat”, jawabnya. “Pinter”,
puji mbah kungnya.
“Lha kalau sapi, kakinya ada berapa
hayo?”, tanya mbah kungnya lagi.
“Ada empat”, jawabnya sambil
mencari-cari gambar sapi yang ada di gambar.
“Bagus”, puji mbah kungnya sambil
berlalu pergi ke belakang untuk mandi.
“Lha kalau burung puyuh, berapa hayo
kakinya?”, saya melanjutkan bertanya.
“Mmm..berapa ya?”, tanyanya sambil
berpikir.
“Burung puyuh itu sama kayak burung
yang ada di depan yang suka dikasih makan sama mbah uti itu loh kak, lihaten
itu! Berapa kakinya?”, kata saya sambil menunjuk burung yang ada di teras.
“Ada dua”, jawabnya. “Pinter!”, puji
saya.
“Lha kalau bebek dan angsa,
masing-masing berapa jumlah kakinya?” tanya saya lagi.
“Ada dua”, sambil mencari-cari
gambar bebek yang ada di depannya.
“Bagus!”, respon saya.
“Alhamdulillah kakak hari ini sudah
belajar tentang jumlah kaki hewan, besok-besok belajar yang lain lagi ya!” kata
saya menyudahi permainan menghitung kaki hewan.
“Iyaa”, jawabnya.
Alhamdulillah Fikri sudah mau
belajar berhitung sederhana. Walaupun kadang-kadang dia mau belajar atau
membaca, tapi mogok mengaji iqra’. Semoga seterusnya dia mau menyeimbangkan
antara membaca atau berhitung dan juga mengaji, amin.
#Hari8
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#IloveMath
#MathAroundUs
No comments:
Post a Comment