Pengenalan manajemen keuangan
pada anak kami memang belum secara serius kami lakukan. Mengingat kami sebagai
ayah bundanya lah yang sangat perlu untuk memperbaiki manajemen keuangan kami
dulu. Selama ini kami hanya menerapkan prinsip air mengalir. Dimana ketika ada
rezeki berupa uang, kami akan belanjakan apa yang kami butuhkan. Dan ketika
belum ada, ya kami nunggu adanya rezeki baru kami bisa belanja.
Dulu ketika putra kami Fikri masih
kecil alias belum kenal beli jajan macam-macam, hal tersebut masih aman dan
nyaman untuk kami lakukan. Beda halnya ketika sekarang kebutuhan meningkat,
Fikri njajan belum bisa dikendalikan,
perasaan pemasukan berapapun bisa habis bahkan kurang tanpa adanya proses
pencatatan alur keuangan keluarga.
Alhamdulillah saya masih bertemu
dengan kelas BunSay ini, yang mengingatkan saya untuk segera memperbaiki diri
dulu sebelum mendidik anak kami perihal keuangan. Insyaalloh akan saya mulai
bulai depan ketika suami gajian, karena bila dimulai sekarang sudah bingung,
uangnya lari kemana saja hehe.
Khusus untuk anak kami, proses
pengenalan manajemen keuangan baru sebatas kami perkenalkan menabung. Bila mendapat
uang saku dari mbah kung atau mbah uti, maka segera saya suruh untuk
memasukkannya ke kotak celengan. Daripada habis tidak karuan. Atau bila uang
jajannya sisa, maka segera kami sodorkan celengan tabungannya agar segera
dimasukkan. Alhamdulillah selama ini dia selalu antusias untuk menabung,
sampai-sampai uang yang sedianya mau saya pakai buat belanja dimintanya untuk
ditabung hehe. Dan ketika dia sudah selesai menabung, dia sering bilang “Aku
suka menabung”. Sambil senyum biasanya saya respon dengan kata, “Anak pinter”.
#Hari3
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItu
PastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
No comments:
Post a Comment