Fikri Alhamdulillah kadang bisa “mbeneh”
alias mengerti bahwa bundanya uangnya bukan untuk biaya beli jajan saja tapi
juga buat belanja dan juga kebutuhan yang lain, tapi kadang juga kumat tantrum
dan minta untuk beli “jamu” sebutan yang dia berikan untuk minuman susu kemasan
kecil yak*lt dan harus 1 pack.
Entah saya lupa kapan dia mulai
menyukai minum yak*lt tersebut. Yang jelas Fikri suka sekali segala jenis
minuman kemasan yang berupa susu atau minuman yang ada rasa sedikit masamnya. Mulai
dari ind*m*lk, calp*co, maupun yak*lt. Tapi dia akan batuk bila membeli minuman
teh dalam kemasan. Kalau hari biasa kami bisa mencegahnya untuk minum teh
kemasan, tetapi bila hari raya tiba, kami harus siap seandainya dia terkena
batuk. Mengingat setiap rumah pasti menyajikan minuman yang berbau teh
tersebut.
Bila moodnya lagi baik, Fikri bisa
kami rayu untuk dibikinkan sendiri susu es sirup dan tidak perlu beli. Minuman tersebut
adalah ide bikinan ayahnya biar kami bisa membiarkannya minum es tanpa takut dia
batuk (masalahnya ketika beli es di luar yang sering pembuatannya menggunakan
air mentah, Fikri akan batuk), sekaligus bisa menghemat uang jajan hehe. Oleh
karena itu di rumah kami selalu sedia susu (sekarang ini Fikri minta susu ze*
karena ada hadiah action figurenya),
sirup (ada sirup marj*n sisa hari raya kemarin yang rasa cocopandan), dan juga
es batu walau sedikit di freezer. Ketiga bahan tersebut ketika dimix akan
membentuk es susu warna pink yang sangat menggoda di siang hari yang terik. Penyajiannya
pun juga minta ditaruh dalam plastic ditali dan dikasih sedotan bengkok.
Namun bila Fikri lagi kumat tantrum,
apalagi bila dalam kondisi lapar atau mengantuk, dia akan minta dibelikan minuman
calp*co atau bahkan yak*lt. Seperti yang terjadi hari Kamis (28/9/17) kemarin. Saat
itu ketika saya lagi ngelesi anak-anak, Fikri minta buat dibelikan susu. Saya coba
rayu untuk dibuatkan es sirup sendiri tidak mau. Padahal pagi, siang dan
sesudah magrib tadi juga sudah beli jajan. Saya bilang kepadanya, “Kak, kakak
hari ini kan sudah beli jajan banyak. Sudah ya kak, uangnya ditabung ya, buat
beli lagi besok-besok!”. Fikri mendengarkan tapi malah cemberut dan hampir
mewek. “Beli jamu”, katanya sambil berkaca-kaca. Saya bilang kembali, “Kak,
uang bunda buat belanja besok, bila dibelikan sekarang semua, besok belanja
pakai uang apa?”. Namun kali ini dia tetap teguh dengan permintaannya, ditambah
jam waktu itu menunjukkan angka 8 malam yang biasanya dia sudah tidur. Jadilah efek
mengantuk memperparah tantrumnya.
Karena saya rayu-rayu tidak
berhasil, akhirnya saya menyerah saat itu. Jika saya tegas dengan pendirian
saya untuk tidak membelikan permintaannya dan membiarkan dia menangis terus,
mbah kungnya nanti yang akan jadi terganggu dan marah. Jadilah saya antar ke
toko yang jual minuman tersebut. Biasanya dia mau hanya dibelikan 2 biji, tapi
kali itu tidak tanggung-tanggung dia minta dibelikan 1 pack subhanalloh.
Malam itu saya renungi kembali cara
saya membelikannya jajan dan cara menangani tantrumnya yang belum berhasil. Walau
hari itu saya merasa gagal untuk tegas kepada putra saya, namun saya terus
berdoa semoga lambat laun kebiasaan buruknya terlalu banyak beli jajan bisa
dikendalikan, dan dia bisa belajar untuk lebih banyak menabung, amin.
#Hari9
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItu
PastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
No comments:
Post a Comment