Friday, September 29, 2017

Beli “Jamu” Harus 1 Pack



            Fikri Alhamdulillah kadang bisa “mbeneh” alias mengerti bahwa bundanya uangnya bukan untuk biaya beli jajan saja tapi juga buat belanja dan juga kebutuhan yang lain, tapi kadang juga kumat tantrum dan minta untuk beli “jamu” sebutan yang dia berikan untuk minuman susu kemasan kecil yak*lt dan harus 1 pack.
            Entah saya lupa kapan dia mulai menyukai minum yak*lt tersebut. Yang jelas Fikri suka sekali segala jenis minuman kemasan yang berupa susu atau minuman yang ada rasa sedikit masamnya. Mulai dari ind*m*lk, calp*co, maupun yak*lt. Tapi dia akan batuk bila membeli minuman teh dalam kemasan. Kalau hari biasa kami bisa mencegahnya untuk minum teh kemasan, tetapi bila hari raya tiba, kami harus siap seandainya dia terkena batuk. Mengingat setiap rumah pasti menyajikan minuman yang berbau teh tersebut.          
            Bila moodnya lagi baik, Fikri bisa kami rayu untuk dibikinkan sendiri susu es sirup dan tidak perlu beli. Minuman tersebut adalah ide bikinan ayahnya biar kami bisa membiarkannya minum es tanpa takut dia batuk (masalahnya ketika beli es di luar yang sering pembuatannya menggunakan air mentah, Fikri akan batuk), sekaligus bisa menghemat uang jajan hehe. Oleh karena itu di rumah kami selalu sedia susu (sekarang ini Fikri minta susu ze* karena ada hadiah action figurenya), sirup (ada sirup marj*n sisa hari raya kemarin yang rasa cocopandan), dan juga es batu walau sedikit di freezer. Ketiga bahan tersebut ketika dimix akan membentuk es susu warna pink yang sangat menggoda di siang hari yang terik. Penyajiannya pun juga minta ditaruh dalam plastic ditali dan dikasih sedotan bengkok.
            Namun bila Fikri lagi kumat tantrum, apalagi bila dalam kondisi lapar atau mengantuk, dia akan minta dibelikan minuman calp*co atau bahkan yak*lt. Seperti yang terjadi hari Kamis (28/9/17) kemarin. Saat itu ketika saya lagi ngelesi anak-anak, Fikri minta buat dibelikan susu. Saya coba rayu untuk dibuatkan es sirup sendiri tidak mau. Padahal pagi, siang dan sesudah magrib tadi juga sudah beli jajan. Saya bilang kepadanya, “Kak, kakak hari ini kan sudah beli jajan banyak. Sudah ya kak, uangnya ditabung ya, buat beli lagi besok-besok!”. Fikri mendengarkan tapi malah cemberut dan hampir mewek. “Beli jamu”, katanya sambil berkaca-kaca. Saya bilang kembali, “Kak, uang bunda buat belanja besok, bila dibelikan sekarang semua, besok belanja pakai uang apa?”. Namun kali ini dia tetap teguh dengan permintaannya, ditambah jam waktu itu menunjukkan angka 8 malam yang biasanya dia sudah tidur. Jadilah efek mengantuk memperparah tantrumnya.
            Karena saya rayu-rayu tidak berhasil, akhirnya saya menyerah saat itu. Jika saya tegas dengan pendirian saya untuk tidak membelikan permintaannya dan membiarkan dia menangis terus, mbah kungnya nanti yang akan jadi terganggu dan marah. Jadilah saya antar ke toko yang jual minuman tersebut. Biasanya dia mau hanya dibelikan 2 biji, tapi kali itu tidak tanggung-tanggung dia minta dibelikan 1 pack subhanalloh.
            Malam itu saya renungi kembali cara saya membelikannya jajan dan cara menangani tantrumnya yang belum berhasil. Walau hari itu saya merasa gagal untuk tegas kepada putra saya, namun saya terus berdoa semoga lambat laun kebiasaan buruknya terlalu banyak beli jajan bisa dikendalikan, dan dia bisa belajar untuk lebih banyak menabung, amin.

#Hari9
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItu PastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

No comments:

Post a Comment