Friday, September 29, 2017

Selalu Menabung Sisa Uang Jajan



            Setiap hari dari Senin sampai Sabtu Fikri selalu pergi ke sekolah yang berjarak tak lebih dari 200 meter dari rumah. Meskipun dekat karena kemarin banyak isu penculikan, kami pun tak tega untuk membiarkannya berangkat sendirian. Jadilah dia berangkat diantar dan pulang pun dijemput. Tergantung saya atau suami yang lagi libur. Bila kami sedang masuk kerja dan saya hanya bisa mengantar saja, maka saya minta tolong mbah utinya untuk menjemput. Tak lupa sebelum berangkat Fikri sudah sarapan, dan ke sekolah pun dia berbekal air minum atau susu sesuai permintaannya, dan juga  koin Rp 500; sebanyak 4 buah, yang jika uang saku tersebut sisa nantinya kami suruh dia memasukkannya ke celengan.
            Hari Selasa itu ayahnya lagi libur, jadilah Fikri berangkat dan pulang diantar jemput ayahnya. Seperti biasa pas pulang sekolah dia akan mengucapkan salam dengan berteriak sebelum masuk rumah kemudian baru lepas sepatu. Sambil menenteng tas masuk kamar dia akan terus bermain jika tidak diingatkan untuk cuci kaki dan tangan serta ganti baju bermain. Akhirnya dia diantar ayahnya ke kamar mandi untuk cuci kaki dan tangan kemudian ganti baju main. Baru setelah itu saya peluk dia dan menanyai bagaimana harinya. “Bunda kangen kakak”. Dia pun sambil agak cuek menjawab pertanyaan saya sekedarnya. Setelah saya tanya tentang dia beli jajan apa tadi, dia pun mengingat-ingat apa saja jajannya dan segera mengambil sisa uang sakunya. Segera 2 koin sisa uang jajannya dimasukkannya ke celengan, hampir bersamaan dengan suruhan saya untuk melakukan hal yang sama.
            Alhamdulillah Fikri selalu menurut jika disuruh menabung sisa uang jajannya. Tapi yang masih menjadi PR kami adalah membatasi uang jajannya dan memberikan pengertian tentang perbedaan kebutuhan dan keinginan. Karena jika Fikri menginginkan sebuah jajanan atau minuman, dia belum bisa dikendalikan dan harus dituruti permintaannya, karena jika tidak dia akan menangis keras sekali dan mengganggu orang-orang di sekitar.
            Untuk sekarang ini kami orang tuanya dan terutama saya ibunya memang merasa belum bisa menyetopnya dari keinginan membeli jajan yang macam-macam. Tapi saya akan terus belajar dan berdoa agar anak kami bisa mengendalikan jajannya dan mengalihkannya untuk menabung, agar dia bisa mencukupi kebutuhannya sendiri kelak, amin.

#Hari8
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItu PastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

No comments:

Post a Comment