Setiap hari dari Senin sampai Sabtu
Fikri selalu pergi ke sekolah yang berjarak tak lebih dari 200 meter dari
rumah. Meskipun dekat karena kemarin banyak isu penculikan, kami pun tak tega
untuk membiarkannya berangkat sendirian. Jadilah dia berangkat diantar dan
pulang pun dijemput. Tergantung saya atau suami yang lagi libur. Bila kami
sedang masuk kerja dan saya hanya bisa mengantar saja, maka saya minta tolong
mbah utinya untuk menjemput. Tak lupa sebelum berangkat Fikri sudah sarapan, dan
ke sekolah pun dia berbekal air minum atau susu sesuai permintaannya, dan juga koin Rp 500; sebanyak 4 buah, yang jika uang
saku tersebut sisa nantinya kami suruh dia memasukkannya ke celengan.
Hari Selasa itu ayahnya lagi libur,
jadilah Fikri berangkat dan pulang diantar jemput ayahnya. Seperti biasa pas
pulang sekolah dia akan mengucapkan salam dengan berteriak sebelum masuk rumah
kemudian baru lepas sepatu. Sambil menenteng tas masuk kamar dia akan terus
bermain jika tidak diingatkan untuk cuci kaki dan tangan serta ganti baju
bermain. Akhirnya dia diantar ayahnya ke kamar mandi untuk cuci kaki dan tangan
kemudian ganti baju main. Baru setelah itu saya peluk dia dan menanyai
bagaimana harinya. “Bunda kangen kakak”. Dia pun sambil agak cuek menjawab
pertanyaan saya sekedarnya. Setelah saya tanya tentang dia beli jajan apa tadi,
dia pun mengingat-ingat apa saja jajannya dan segera mengambil sisa uang
sakunya. Segera 2 koin sisa uang jajannya dimasukkannya ke celengan, hampir
bersamaan dengan suruhan saya untuk melakukan hal yang sama.
Alhamdulillah Fikri selalu menurut
jika disuruh menabung sisa uang jajannya. Tapi yang masih menjadi PR kami
adalah membatasi uang jajannya dan memberikan pengertian tentang perbedaan
kebutuhan dan keinginan. Karena jika Fikri menginginkan sebuah jajanan atau
minuman, dia belum bisa dikendalikan dan harus dituruti permintaannya, karena
jika tidak dia akan menangis keras sekali dan mengganggu orang-orang di
sekitar.
Untuk sekarang ini kami orang tuanya
dan terutama saya ibunya memang merasa belum bisa menyetopnya dari keinginan
membeli jajan yang macam-macam. Tapi saya akan terus belajar dan berdoa agar
anak kami bisa mengendalikan jajannya dan mengalihkannya untuk menabung, agar
dia bisa mencukupi kebutuhannya sendiri kelak, amin.
#Hari8
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItu
PastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
No comments:
Post a Comment