Pentingnya membangkitkan fitrah
seksualitas anak tidak dipungkiri lagi, karena menyiapkan anak mengahadapi masa
akil baligh secara bersamaan adalah tanggung jawab yang harus dituntaskan para
orang tua. Karena jika tidak dipersiapkan sejak dini akan banyak konsekuensi
yang harus ditanggung baik oleh si anak maupun orang tua. Di bawah ini akan diuraikan
tentang beberapa hal dalam rangka menyiapkan anak laki-laki menghadapi masa
akil baligh.
Seperti kita tahu bahwa fase
perkembangan anak mulai dari 0-2 tahun didekatkan pada ibunya, 3-6 tahun
didekatkan pada kedua orang tua, fase 7-12 tahun didekatkan dengan yang
sejenis, jika perempuan didekatkan dengan ibunya dan jika laki-laki didekatkan
dengan ayahnya, fase 13-15 tahun didekatkan dengan kebalikan, anak laki-laki
dengan ibunya dan anak perempuan dengan ayahnya.
Disini fokus pada usia di atas 7
tahun yang membutuhkan waktu lebih banyak dengan ayahnya daripada dengan
ibunya. Kenapa hal tersebut diperlukan? Karena pada masa ini anak akan
menghadapi mimpi basah yang tentunya para ayah yang lebih memahami daripada
para ibu untuk penjelasannya. Namun jika ada satu atau lain hal yang ayah tidak
bisa melaksanakan, maka ibulah yang berkewajiban menjelaskan.
Tips menyiapkan anak laki-laki
menghadapi mimpi basah untuk pertama kali, maka sebelumnya perlu dijelaskan apa
itumimpi basah, apa bedanya mani dan madzi, dan apa yang harus dilakukan jika
keluar cairan tersebut. Agar anak bisa membedakan bisa membedakan mani dan
madzi, persiapkan terlebih dahulu alat-alatnya:
·
Untuk mani:
aduk kanji/tepung sagu dengan air, jangan terlalu encer, hingga masih ada
butir-butir kecilnya. Beri sedikit bubuk kunyit, hingga menjadi agak kuning. Taruh
di wadah/botol.
·
Untuk madzi:
beli lem khusus, seperti lem UHU. Berikutnya siapkan waktu khusus dengan anak
untuk membicarakannya.
Apa yang harus disampaikan orang tua:
1. Pertama, sampaikan pada mereka bahwa
saat ini mereka telah berkembang menjadi remaja, dengan adanya
perubahan-perubahan pada fisik mereka, dan sebentar lagi mereka akan memasuki
masa baligh/puber.
2. Walaupun mungkin agak jengah di awal,
namun yakinkan pada mereka bahwa masalah tersebut merupakan tanggung jawab
orang tua, yang nanti akan ditanya Alloh di akhirat.
3. Ketika berbicara dengan anak
laki-laki gunakan the power of touch.
4. Sampaikan kepada anak kita: tentang
mimpi basah dan mani.
ü Bahwa karena ia telah memiliki
tanda-tanda puber, maka pada suatu malam nanti ia akan mengalami mimpi sedang
bermesraan dengan perempuan yang dikenal ataupun tidak dikenal. Dan pada saat
terbangun, ia akan mendapatkan cairan yang disebut mani. Peristiwa tersebut
disebut mimpi basah.
ü Jika seorang anak laki-laki telah
mengalami mimpi basah, tandanya ia sudah menjadi seorang remaja/dewasa muda. Dan
mulai saat itu ia sudah bertanggungjawab kepada Tuhan atas segala perbuatan
yang ia lakukan, baik berupa kebaikan maupun keburukan. Dalam agama Islam ia
disebut mukallaf.
Beritahukan juga kewajiban yang
harus dilakukan setelah mengalami mimpi basah. Dalam Islam, orang yang mimpi
basah diwajibkan untu mndi besar/mandi junub yaitu:
1. Bersihkan kemaluan dari cairan
sperma yang masih menempel.
2. Cuci kedua tangan.
3. Berniat untuk bersuci.
4. Berwudhu.
5. Mandi, dengan meratakan air ke
seluruh tubuh.
6. Cuci kaki sebanyak tiga kali.
Adapun cara menerangkan tentang madzi yaitu jika anak
melihat hal-hal yang tidak pantas dan berbau porno, maka bisa jadi ia akan
mengeluarkan cairan yang disebut madzi. (Kita beritahukan kepada mereka contoh
cairannya yaitu lem UHU). Cara membersihkannya cukup dengan: mencuci kemaluan,
mencuci tangan lalu berwudhu. Ingatkan kepadanya, jika ia tidak melakukannya,
ia tidak bisa sholat dan tidak bisa membaca Al-Qur’an.
Sumber:
Niken TF Alimah dalam Buku Bunda Sayang, 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak, Penerbit
Gazza Media, Jakarta, 2013.
#Hari10
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
No comments:
Post a Comment