Wednesday, January 10, 2018

Pembangkitan Fitrah Seksualitas Usia 5-12 Tahun sebagai Benteng Perilaku LGBT (Review Hasil Presentasi Kelompok 5)




Tadi malam kelompok 4 yang beranggotakan bunda Deslina, bunda Dwi Endng, bunda Erlina, bunda Meilana, bunda Mei Yunlusi, bunda Nike Rahmawati, bunda Nurhidayati Azhar, telah berhasil mempresentasikan tema fitrah seksualitas anak dengan penekanan membentengi anak dari perilaku LGBT.
Presentasi diawali dengan perkembangan fitrah seksualitas anak usia 5-7 tahun, yaitu mengeksplorasi organ genital, mulai memahami jenis kelamin, tetapi belum begitu tertarik ke lawan jenis, dan mulai memahami peran laki-laki dan perempuan. Sedangkan perkembangan anak umur 8-12 tahun adalah mulai merasakan perubahan fisik menjelang pubertas, peran peer group (teman sebaya) beberapa anak di usia ini mulai melakukan masturbasi, anak-anak mulai memisahkan diri dari orang tua.
Adapun tantangan internal seksualitas anak usia 5-12 tahun adalah eksperimental permainan seperti mencium, menyentuh,menunjukkan bagian tubuh bahkan melakukan role play perilaku seksual, stimulasi seksual secara pribadi, meningkatnya minat dan rasa ingin tahu tentang informasi seksual, serta memiliki banyak pertanyaan mengenai relasi intim dan perilaku seksual. Sedangkan tantangan eksternal pada masa ini adalah begitu mudahnya konten pornografi diakses anak melalui game, handphone dsb, kaum LGBT yang semakin massif menyebarkan ideologinya bahwa LGBT adalah fitrah manusia.
LGBT adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual dan transgender. Akhir-akhir ini mereka semakin terang-terangan menunjukkan eksistensi diri mereka di depan umum. Dan informasi tentang keberadaan kaum ini pun sangat mudah diperoleh baik dari smartphone maupun dari teman. Adapun penyebab anak tumbuhmenjadi remaja LGBT antara lain: memiliki ayah yang dingin, memiliki ibu yang terlalu dominan dalam keluarga, ibu sering tidur dengan anak laki-lakinya dan mengabaikan sang ayah, ibu atau kakak perempuan tidak malu-malu membuka baju di depan anak laki-laki, perasaan ayah dan ibu terhadap gendernya, jarang berkegiatan sesuai gender.
Terhadap permasalahan pola asuh bermasalah di atas, kelompok 5 menawarkan solusi yaitu agar setiap orang tua menjadi orang tua yang tanggap terhadap perkembangan anak-anak mereka. Selain itu membekali diri dengan ilmu parenting sangatlah diperlukan, salah satunya adalah dengan bergabung di Institut Ibu Profesional. Adapun solusi terhadap ancaman perilaku LGBT adalah dengan menguatkan agama dan mengajak anak mencintai dan takut kepada Alloh SWT, serta menjalin dan membangun komunikasi terbuka dengan anak.

#Hari5
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak




No comments:

Post a Comment