Alhamdulillah segala puji bagi Alloh yang telah memberikan segala kenikmatan sehingga tantangan level 9 kemarin bisa terselesaikan tepat waktu.
Kreativitas bagi saya yang terlahir dari keluarga yang saklek tentu merupakan hal yang tidak biasa. Mengingat dari kecil segala sesuatu yang kami lakukan selalu didikte dan diarahkan agar selalu berpikir di dalam kotak. Alhamdulillah berkat tantangan level 9 ini, saya berusaha sedikit demi sedikit agar bisa keluar dari pemikiran di dalam kotak dan menjadi out of the box thinking. Pertama-tama susah memang untuk keluar dari kebiasaan lama. Tapi bismillah belajar untuk menjadi kreatif agar bisa bertahan d zaman yang penuh tantangan dan persaingan ini.
Begitu juga belajar konsisten untuk menulis merupakan hal yang susah-susah gampang. Perlu pemaksaan diri untuk bisa konsisten pada mulanya. Insyaallah lama-lama akan terbentuk ritme dan menjadi terbiasa.
Oleh karena itu saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada bunda Septi Wulandari sekeluarga atas semua jasanya dalam pembentukan komunitas IIP ini. Juga kepada para fasil, mbak Lina dan mbak Ressy, atas kesabaran nya membimbing kami. Serta para bunda anggota kelas Bunsay MrJatsela terima kasih banyak atas segala sharing dan diskusinya. Semoga Alloh membalas segalanya dengan balasan yang lebih baik Amin ya robbal 'alamin.
Sunday, November 26, 2017
Friday, November 17, 2017
Bukan Jalan-jalan Biasa
Hari Kamis kemarin di rumah
mertua ada acara pengajian. Karena bertepatan dengan 2 tahun meninggalnya nenek
dari suami, maka acara tersebut diselenggarakan juga dalam rangka kirin doa
buat almarhumah nenek. Dan karena sudah lama tidak kami tidak menginap di rumah
mertua, maka jadilah acara tersebut sebagai sarana berkumpul keluarga suami,
dan juga alasan Fikri untuk jalan-jalan yang kreatf, yaitu jalan-jalan buat
silaturrahmi.
Sebenarnya saya masih punya kelas
ngelesi siang itu dari jam 1 sampai jam 4 an. Tapi karena mau ada acara, saya
fotocopykan anak-anak gambar untuk diwarnai sesuka hati mereka. Tapi karena
siang itu hujan turun dengan derasnya dari jam 11 sampai sore, maka hanya
sedikit murid-murid yang datang untuk les. Setelah suami pulang sekitar jam
14.30 kami pun berangkat ke rumah mertua setelah menitipkan kelas ke ibu.
Dengan menggunakan 2 mantel, kami bertiga naik motor menerobos derasnya hujan
dari kampung menuju ke rumah mertua yang berada di kota dengan jarak sekitar 20
km.
Agak basah memang sesampai di rumah
kung dan utinya Fikri, 40 menit kemudian. Kami segera salim dan beramah tamah
dengan keluarga serta beberapa tetangga yang ikut rewang (membantu). Tak lupa Fikri juga heboh ketemu
sepupu-sepupunya dan berbahagia bermain bersama mereka. Bermain bersama sering
membuat Fikri bisa menunda waktu tidur sampai jam 9 atau 10 malam. Tidak
seperti biasanya yang jam 7 malam aja sudah berangkat bubuk.
Alhamdulillah malam itu acara
berjalan lancar. Dimulai dengan sholat bersama dilanjutkan dengan pembacaan
tahlil bersama serta ceramah oleh ustadz dan ustadzah. Acara berakhir sekitar
jam 9 an malam. Dan kami pun pulang keesokan harinyakarena Fikri harus masuk
sekolah. Alhamdulillah jalan-jalan yang tidak biasa ini membuat Fikri bahagia.
Semoga lain kali Fikri bisa jalan-jalan biasa lagi ke tempat bermain yang
disukainya atau ke obyek baru yang belum pernah dijelajahinya, amin.
#Hari15
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreatif
Thursday, November 16, 2017
Perahu Keranjang ala Fikri
Dari Sabtu kemarin setelah
membereskan gunungan baju yang belum dilipat dan sekaligus memasukkannya ke
lemari, tersisalah satu keranjang kecil yang tidak terpakai. Biasanya ada dua
keranjang untuk baju yang belum dilipat, yaitu keranjang besar merah dan
keranjang kecil biru. Jika dalam kondisi kosong biasanya Fikri paling kreatif
memanfaatkannya. Maka saya taruh keranjang kosong tersebut di samping tempat
tidur, berharap Fikri bisa berimajinasi dengan tempat tersebut.
Benar saja, siang kemarin ketika
kami lagi santai di kamar berdua, dia sudah mengubah keranjang tersebut menjadi
box tidur ala-ala bayi. Ditaruh di atas tempat tidur dengan dikelilingi banyak
bantal, serta ditutupi selimut barunya, keranjang baju tersebut sudah berubah
menjadi box tidur bayi yang nyaman hehe. Saya pun memuji kreasinya dan
pura-pura tidur disampingnya untuk mendekapnya yang seolah-olah menjadi bayi
yang tidur di dalam box hehe.
Bosan dengan box tempat tidur bayi,
Fikri pun merubah keranjang tersebut menjadi sebuah perahu dayung. Dengan
tempat tidur sebagai seolah-olah airnya, dia duduk di atas keranjang dengan
memanfaatkan dua kayu yang sebenarnya kami gunakan sebagai pembatas dua
keranjang, untuk berfungsi sebagai dayung. Dan trala......Fikri mendayung
perahu di atas sungai hehe.
Ada juga ketika dia bosan dengan box
tempat tidur dan perahu, dia doronglah keranjang tersebut kesana kemari sambil
bergumam ngeng....ngeng....ngengggg, seolah dia mengendarai sebuah motor balap
hehe. Subhanalloh, betapa kreatifnya seorang anak. Semoga kami ayah bundanya
bisa menjaga kreatifitas tersebut sampai dia dewasa dan menemukan jalan
hidupnya amin.
#Hari14
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreatif
Wednesday, November 15, 2017
Kreasi Naskun HBD Ayah (Lagi)
Kemarin tepat tanggal 14 November
adalah hari ulang tahun suami. Alhamdulillah kemarin pas suami dan saya lagi
sama-sama libur mengajar. Karena belum punya ide mau ngasih kado apa, jadinya
saya berniat masak nasi kuning sederhana saja buat sedikit merayakan hari
spesial tersebut. Padahal biasanya saya hanya kirim wa ucapan selamat ultah
saja.
Pagi setelah selesai sholat dan
mengaji sebentar, saya segera memarut kelapa dan mencuci beras. Alhamdulillah ibu
masuk dapur dan sudah mencarikan daun salam. Jadi segera saya masukkan nasi
santan dan daun salam ke rice cooker. Sambil nunggu nasi matang, saya segera
meluncur ke warung terdekat buat belanja mie, tempe, tahu dan juga krupuk.
Dibantu ibu nyiapin bumbu-bumbu saya
segera menggoreng tempe buat orek tempe, merebus mie untuk mie goreng dan juga
menggoreng telur. Ketika rice cooker sudah menyala warm, segera saya lihat
hasil bikinan nasi kuning tersebut. Ya salam, nasi kuningnya sebagian masih
keras, warna kuningnya tidak merata dan juga kurang asin.
Dibantu ibu memperbaiki nasi kuning
tersebut, akhirnya nasi ditanak kembali di panci. Kemudian diguyur dengan air
mendidih yang sudah dicampur perasan kunyit parut dan juga sedikit garam. Alhamdulillah,
berkat bantuan ibu nasi kuning ala-ala saya yang hampir gagal, bisa diperbaiki
menjadi naskun yang empuk dan gurih serta warna kuningnya merata. Terima kasih
bu J.
Alhamdulillah jam 8.20 nasi kuning,
orek tempe, mie bihun goreng, dadar telur, tahu goreng dan juga timun sudah
siap terhidang di meja. Saya, suami dan ibu pun sarapan. Alhamdulillah semoga
keberkahan rizki dan umur senantiasa dianugerahkan kepada suami dan juga
keluarga kecil dan keluarga besar kami, amin. Happy birthday Hon J.
#Hari13
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreatif
Tuesday, November 14, 2017
Kreasi Kolak Nangka
Sejak hamil anak pertama dulu, suami
alhamdulillah selalu rajin puasa Senin Kamis. Dan alhamdulillah pada kehamilan
kedua ini suami juga masih rutin puasa. Kalau pas hari puasa ada di rumah,
biasanya selalu saya buatkan kolak untuk buka puasa. Seringnya saya buatkan
kolak kacang hijau. Tapi karena kemarin masih ada nangka di kulkas, akhirnya
saya buatkan kolak nangka dan saya tambah ubi yang masih ada di dapur.
Karena saya ngelesi sampai jam
16.30, jadi saya hanya punya sedikit waktu buat nyiapin menu buka suami. Segera
setelah beres-beres kelas, mandi dan sholat, saya segera turun ke dapur. Saya
kupas ubi dan saya potong nangkanya. Nyiapin gula santan dan juga daun pandan. Alhamdulillah
tepat 15 menit sebelum adzan magrib, masakan termasuk kolak sudah siap
disantap. Kebetulan kakak lagi nonton kartun ditemani mbah kung dan mbah uti,
jadilah mereka yang pertama ngicipi kolak.
Tak lupa saya siapkan juga semangkuk
hangat kolak buat buka suami tercinta hehe. dan biasanya kalau orang masak itu,
sudah kenyang duluan sebelum makan. Lha kok kasus yang sekarang, saya yang
masak tapi saya juga pengen banget makan hehe. Akhirnya melupakan diet untuk
mengurangi gula dan karbohidrat sebentar demi untuk makan semangkuk kecil kolak
nangka ubi hehe.
Alhamdulillah adzan Maghrib pun
berkumandang, giliran suami yang menikmati kolak nangka ubi yang dibumbui cinta
hehe. By the way besok ada yang
nganterin nangka lagi apa ga ya hehehe.
#Hari12
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreatif
Monday, November 13, 2017
Hadiah untuk Stimulus Kakak Rajin Mengaji
Membiasakan kakak rajin mengaji
rutin tiap hari walaupun cuma sebaris, adalah impian saya. Dulu hal tersebut
bisa berjalan baik, namun akhir-akhir ini jadi berhenti entah karena apa. Apa
bukunya kurang menarik, atau pelajarannya yang serasa rumit bagi dia, atau hal
lain. Saya sebenarnya mencari-cari cara agar Fikri bisa rajin mengaji lagi. Akhirnya
ada ide untuk membeli hadiah, biar jadi stimulus untuk Fikri rajin mengaji.
Minggu pagi masih sibuk urusan cuci
mencuci, menjemur dan urusan domestik lain, plus ngantar ibu ke rumah besan
karena ada sedikit urusan. Siang istirahat dan lipat gunungan baju sampai sore.
Bakda magrib masih menemani Fikri maem dan menonton kartun kesukaannya. Akhirnya
baru malam setelah Fikri tidur, kesempatan untuk belanja hadiah.
Saat itu jam 8.30 malam jalanan
sudah lumayan agak sepi. Maklum di desa, jam 8atau 9 rumah-rumah sudah pada
tutup semua. Alhamdulillah masih ada orang lalu lalang. Setelah sampai di toko
dan memilih hadiah sederhana yang kira-kira cocok buat Fikri, saya pun bergegas
pulang. Sampai rumah mau membungkus kado, lha kok teringat belum setoran tugas.
Akhirnya urusan kado saya pending dan saya dahulukan, membuat laporan. Setelah suami
pulang sekitar jam 10, akhirnya bisa kirim tugas.
Rencananya kado yang saya beli tadi
saya kasihkan ketika Fikri sudah mampu belajar sampai halaman tertentu. Tapi belum
tahu bagaimana reaksinya nanti. Semoga Fikri bisa menjadi lebih semangat dengan
stimulus hadiah tersebut amin.
#Hari11
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreatif
Subscribe to:
Posts (Atom)